HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
Hukum
newton tentang gerak
Seseorang
yang telah berjasa dalam ilmu Fisika terutama dinamika, yakni Sir Isaac Newton,
mengungkapkan tiga hukumnya yang terkenal tentang gerak. Hingga saat ini,
penemuannya tentang gaya dan gerak masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama dalam bidang teknologi modern yang semakin pesat.
1.
Pengertian gaya
Gaya
merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak.
Ketika seseorang mendorong mobil yang mogok, orang tersebut memberikan gaya
pada mobil itu. Pada olah raga bulu tangkis, sebuah gaya diberikan atlet pada
bola sehingga menyebabkan bola berubah arah gerak. Ketika sebuah mesin
mengangkat lift, atau martil memukul paku, atau angin meniup daun-daun pada
sebuah pohon, berarti sebuah gaya sedang diberikan. Kita katakan bahwa sebuah
benda jatuh karena gaya gravitasi. Jadi, gaya dapat menyebabkan perubahan pada
benda, yaitu perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan, dan arah gerak
benda. Di sisi lain, gaya tidak selalu menyebabkan gerak. Sebagai contoh, jika
kalian mendorong tembok dengan sekuat tenaga, tetapi tembok tetap tidak
bergerak. Sebuah gaya memiliki nilai dan arah, sehingga merupakan vektor yang
mengikuti aturan-aturan penjumlahan vektor yang
telah dibahas sebelumnya Untuk mengukur besar atau kekuatan gaya, dapat
dilakukan dengan menggunakan neraca pegas.
1. Hukum
Pertama Newton
Bagaimanakah
hubungan antara gaya dan gerak? Aristoteles (384-322 SM) percaya
bahwa diperlukan sebuah gaya untuk menjaga agar sebuah benda tetap bergerak
sepanjang bidang horizontal. Ia mengemukakan alasan bahwa untuk membuat sebuah
buku bergerak melintasi meja, kita harus memberikan gaya pada buku itu secara
kontinu. Menurut Aristoteles, keadaan alami sebuah benda adalah diam, dan
dianggap perlu adanya gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Lebih jauh lagi,
Aristoteles mengemukakan, makin besar gaya pada benda, makin besar pula
lajunya. Kira-kira 2000 tahun kemudian, Galileo Galilei (1564- 1642) menemukan
kesimpulan yang sangat berbeda dengan pendapat Aristoteles. Galileo
mempertahankan bahwa sama alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak horizontal
dengan kecepatan tetap, seperti saat benda tersebut berada dalam keadaan diam.
Bayangkan pengamatan yang melibatkan sebuah gerak horizontal berikut ini untuk
memahami gagasan Galileo. Untuk mendorong sebuah benda yang mempunyai permukaan
kasar di atas meja dengan laju konstan dibutuhkan gaya dengan besar tertentu.
Untuk mendorong benda lain yang sama beratnya tetapi mempunyai permukaan yang
licin di atas meja dengan laju yang sama, akan memerlukan gaya lebih kecil.
Jika selapis minyak atau pelumas lainnya dituangkan antara permukaan benda dan
meja, maka hampir tidak diperlukan gaya sama sekali untuk menggerakkan benda
itu. Pada urutan kasus tersebut, gaya yang diperlukan makin kecil. Sebagai
langkah berikutnya, kita bisa membayangkan sebuah situasi di mana benda
tersebut tidak bersentuhan dengan meja sama sekali, atau ada pelumas yang
sempurna antara benda itu dan meja, dan mengemukakan teori bahwa sekali
bergerak, benda tersebut akan melintasi meja dengan laju yang konstan tanpa ada
gaya yang diberikan. Sebuah bantalan peluru baja yang bergulir pada permukaan
horizontal yang keras mendekati situasi ini. Demikian juga kepingan pada meja
udara, di mana lapisan udara memperkecil gesekan sehingga hampir nol. Galileo membuat
kesimpulan hebatnya, bahwa jika tidak ada gaya yang diberikan kepada benda yang
bergerak, benda itu akan terus bergerak dengan laju konstan pada lintasan yang
lurus. Sebuah benda melambat hanya jika ada gaya yang diberikan kepadanya.
Dengan demikian, Galileo menganggap gesekan sebagai gaya yang sama dengan
dorongan atau tarikan biasa. Sebagai contoh, mendorong sebuah buku melintasi
meja dengan laju tetap dibutuhkan gaya dari tangan kalian, hanya untuk
mengimbangi gaya gesek. Jika sebuah buku bergerak dengan laju konstan, gaya
dorong kalian sama besarnya dengan gaya gesek, tetapi kedua gaya ini memiliki
arah yang berbeda, sehingga gaya total pada benda (jumlah vektor dari kedua
gaya) adalah nol. Hal ini sejalan dengan sudut pandang Galileo, karena benda
bergerak dengan laju konstan ketika tidak ada gaya total yang diberikan
padanya.
Berdasarkan
penemuan ini, Isaac Newton (1642-1727), membangun teori geraknya yang terkenal.
Analisis Newton tentang gerak dirangkum dalam “tiga hukum gerak”-nya yang
terkenal. Dalam karya besarnya, Principia(diterbitkan tahun
1687), Newton menyatakan terima kasihnya kepada Galileo. Pada kenyataannya,
hukum pertama Newton tentang gerak sangat dekat dengan kesimpulan Galileo.
Hukum I Newton menyatakan bahwa:
Setiap
benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang
garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol.
Kecenderungan
sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis
lurus disebutinersia
(kelembaman). Sehingga, Hukum I Newton sering disebut Hukum
Inersia. Hukum I Newton tidak selalu berlaku pada setiap kerangka
acuan. Sebagai contoh, jika kerangka acuan kalian tetap di dalam mobil yang
dipercepat, sebuah benda seperti cangkir yang diletakkan di atas dashboard mungkin bergerak ke arah kalian
(cangkir tersebut tetap diam selama kecepatan mobil konstan). Cangkir
dipercepat ke arah kalian tetapi baik kalian maupun orang atau benda lain
memberikan gaya kepada cangkir tersebut dengan arah berlawanan. Pada kerangka
acuan yang dipercepat seperti ini, Hukum I Newton tidak berlaku. Kerangka acuan
di mana Hukum I Newton berlaku disebut kerangka acuan inersia. Untuk
sebagian besar masalah, kita biasanya dapat menganggap bahwa kerangka acuan
yang terletak tetap di Bumi adalah kerangka inersia (walaupun hal ini tidak
tepat benar, karena disebabkan oleh rotasi Bumi, tetapi cukup mendekati).
Kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan (misalnya sebuah mobil)
relatif terhadap kerangka inersia juga merupakan kerangka acuan inersia.
Kerangka acuan di mana hukum inersia tidak berlaku, seperti kerangka acuan yang
dipercepat di atas, disebut kerangka acuan noninersia.
Bagaimana kita bisa yakin bahwa sebuah kerangka acuan adalah inersia atau
tidak? Dengan memeriksa apakah Hukum I Newton berlaku. Dengan demikian Hukum I
Newton berperan sebagai definisi kerangka acuan inersia.
2. Hukum
Kedua Newton
Hukum I
Newton menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah
benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak, akan
bergerak lurus beraturan (kecepatan konstan). Selanjutnya, apa yang terjadi
jika sebuah gaya total diberikan pada benda tersebut? Newton berpendapat bahwa
kecepatan akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda
mungkin menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya total itu
mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan
memperkecil laju benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan
arah gerak benda, maka arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya
juga). Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat
dikatakan bahwa gaya total dapat menyebabkan percepatan. Bagaimana hubungan
antara percepatan dan gaya?
Pengalaman
sehari-hari dapat menjawab pertanyaan ini. Ketika kita mendorong kereta
belanja, maka gaya total yang terjadi merupakan gaya yang kita berikan
dikurangi gaya gesek antara kereta tersebut dengan lantai. Jika kita mendorong
dengan gaya konstan selama selang waktu tertentu, kereta belanja mengalami
percepatan dari keadaan diam sampai laju tertentu, misalnya 4 km/jam. Jika kita
mendorong dengan gaya dua kali lipat semula, maka kereta belanja mencapai 4
km/jam dalam waktu setengah kali sebelumnya. Ini menunjukkan percepatan kereta
belanja dua kali lebih besar. Jadi, percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan gaya total yang diberikan. Selain bergantung pada gaya, percepatan benda
juga bergantung pada massa. Jika kita mendorong kereta belanja yang penuh
dengan belanjaan, kita akan menemukan bahwa kereta yang penuh memiliki
percepatan yang lebih lambat. Dapat disimpulkan bahwa makin besar massa maka
akan makin kecil percepatannya, meskipun gayanya sama. Jadi, percepatan sebuah
benda berbanding terbalik dengan massanya. Hubungan ini selanjutnya dikenal
sebagai Hukum II Newton, yang bunyinya sebagai berikut:
Percepatan
sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya
total yang bekerja padanya.
Hukum II
Newton tersebut dirumuskan secara matematis dalam persamaan:
ΣF
= m.a
dengan:
a =
percepatan (m/s2) m = massa benda (kg)
ΣF = resultan gaya (N)
Satuan gaya
menurut SI adalah newton (N). Dengan demikian, satu newton adalah gaya yang diperlukan
untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s2 kepada massa 1 kg. Dari definisi
tersebut, berarti 1 N = 1 kg.m/s2. Dalam satuan cgs, satuan massa
adalah gram (g). Satuan gaya adalah dyne, yang didefinisikan sebagai besar gaya
yang diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1 cm/s2 kepada massa 1 g. Dengan demikian, 1
dyne = 1 g.cm/s2. Hal ini berarti 1 dyne = 10-5 N.
3. Hukum
Ketiga Newton
Hukum II
Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya memengaruhi gerak.
Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gaya-gaya itu datang? Berdasarkan
pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan pada sebuah benda selalu
diberikan oleh benda lain. Sebagai contoh, seekor kuda yang menarik kereta,
tangan seseorang mendorong meja, martil memukul/ mendorong paku, atau magnet
menarik paku. Contoh tersebut menunjukkan bahwa gaya diberikan pada sebuah
benda, dan gaya tersebut diberikan oleh benda lain, misalnya gaya yang
diberikan pada meja diberikan oleh tangan.
Newton
menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang benar tangan
memberikan gaya pada meja. Tetapi meja tersebut jelas memberikan gaya kembali
kepada tangan. Dengan demikian, Newton berpendapat bahwa kedua benda tersebut
harus dipandang sama. Tangan memberikan gaya pada meja, dan meja memberikan
gaya balik kepada tangan. Hal ini merupakan inti dari Hukum III Newton, yaitu:
Ketika
suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut memberikan
gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama.
Hukum III
Newton ini kadang dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi, “untuk setiap aksi ada
reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Untuk menghindari kesalahpahaman, sangat
penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi” bekerja pada benda
yang berbeda. Kebenaran Hukum III Newton dapat ditunjukkan dengan contoh
berikut ini. Perhatikan tangan kalian ketika mendorong ujung meja. Bentuk
tangan kalian menjadi berubah, bukti nyata bahwa sebuah gaya bekerja padanya.
Kalian bisa melihat sisi meja menekan tangan kalian. Mungkin kalian bahkan bisa
merasakan bahwa meja tersebut memberikan gaya pada tangan kalian; rasanya
sakit! Makin kuat kalian mendorong meja itu, makin kuat pula meja tersebut
mendorong balik. Perhatikan bahwa kalian hanya merasakan gaya yang diberikan
pada kalian, bukan gaya yang kalian berikan pada benda-benda lain.
Dalam materi ini teman - teman akan di pertemukan dengan
yang namanya gaya gesek, gaya normal, percepatan dsb. Sulit!?.......Ngga
ko...hehe
Disini saya akan berusaha membantu teman - teman, dalam
memberikan step step untuk mempelajari materi ini :
Untuk mempercepat waktu ..... Mulai saja ya !!!!!
Step 1 :
Teman teman -teman harus tahu dulu Hukum Newton I dan II
Hukum Newton I :
Hukum Newton I = "Jika resultan gaya yang bekerja
pada suatu benda adalah nol, maka benda akan tetap bergeak lurus
beraturan (GLB) atau diam (v = 0)"
Konsep tersebut menyatakan bahwa : F = 0, jika bergerak
lurus beraturan atau kecepatannya nol.
Hukum Newton II :
Hukum Newton II = "Percepatan Benda yang ditimbulkan
oleh gaya berbanding lurus dan searah dengan gaya dan berbanding terbalik
dengan masa benda".
Konsep tersebut menyatakan bahwa F = ma.
Step II :
Memahami lebih lanjut pengertian Hukum Newton I dan II
Pada Hukum Newton I, teman - teman tidak usah dipusingkan
dalam memahaminya karena hasil akhirnya F = 0, itu dikarenakan kecepatan
bendanya 0 atau bergerak lurus beraturan. Sedangkan teman - teman mengetahui
bahwa pada saat benda dalam keadaan - keadaan demikian percepatan bendanya sama
dengan nol. Coba saja teman - teman masukan pecepatan yang nol tersebut kedalam
persamaan F = ma.
mau berapapun nilai masanya pasti akan sama dengan nol.
Pada Hukum Newton II, teman - teman akan disuruh untuk
menghitung gaya yang ditimbulkan oleh suatu benda , itu dikarenakan percepatan
di dalam Hukum Newton II tidak sama dengan nol (mengalami GLBB) itu berarti
kecepatannya tidak tetap Sehingga nilai F nya pun tidak sama dengan nol
terkecuali kalau masanya sama dengan nol.
Step 3 :
Didalam Materi Hukum Newton ini teman - teman akan
dikenalkan dengan yang namanya gaya gesek ,gaya normal dan gaya berat.
Gaya gesek bisa
ditentukan dengan rumus :
*) (untuk benda yang diam)
=>jika fs <
0, menunjukan benda tidak begerak
=>jika fs =
0, menunjukan benda tepat akan bergerak
*) (untuk benda yang
bergerak)
=>jika fk =
0, menunjukan benda tidak begerak
=>jika fk >
0, menunjukan benda bergerak
Gaya Normal adalah gaya yang tegak lurus terhadap permukaannya.
Rumus :
*) N - w = 0, sehingga N = w atau N = mg
(untuk permukaan bidang datar)
*) N - W cos θ = 0,
sehingga N = W cos θ atau N = mg cos θ (untuk
permukaan yang membentuk sudut terhadap bidang horizontal)
Gaya Berat bisa
ditentukan dengan rumus :
w = mg (untuk permukaan datar)
w = mg cos θ (untuk benda yang berada pada bidang miring dan membentuk sudut θ)
w = mg (untuk permukaan datar)
w = mg cos θ (untuk benda yang berada pada bidang miring dan membentuk sudut θ)
Contoh
pnerapan
Hukum I Newton
Hukum
ini sering juga disebut sebagai hukum inersia (kelembaman). Hukum I Newton
berbunyi “Jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka
benda yang mula-mula diam akan terus diam. Sedangkan, benda yang mula-mula
bergerak, akan terus bergerak dengan kecepatan tetap”.
Penerapannya:
·
Penumpang akan serasa
terdorong kedepan saat mobil yang bergerak cepat direm mendadak.
·
Koin yang berada di atas
kertas di meja akan tetap disana ketika kertas ditarik secara cepat.
·
Ayunan bandul sederhana.
·
Pemakaian roda gila pada
mesin mobil.
Hukum II Newton
Hukum ini berbunyi “Percepatan dari
suatu benda akan sebanding dengan jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada
benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya“
Penerapannya:
·
Mobil yang melaju dijalan
raya akan mendapatkan percepatan yang sebanding dengan gaya dan berbading
terbalik dengan massa mobil tersebut
Hukum III Newton
Hukum ini sering juga disebut dengan hukum
aksi-reaksi. Hukum ini berbunyi “Jika suatu benda mengerjakan gaya pada
benda lain maka benda yang di kenai gaya akan mengerjakan gaya yang besarnya
sama dengan gaya yang di terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan”.
Penerapannya:
·
Adanya gaya gravitasi
·
Peristiwa gaya magnet
·
Gaya listrik
·
Comments