PENYAKIT HATI
Penyakit
Hati dan Penangkalnya
Setiap
manusia tentu memiliki hati. Hati inilah yang mempengaruhi tabiat dan sifat
seseorang. Apabila hati ini baik, maka manusia tersebut akan memiliki sifat
yang terpuji. Namun jika hati yang dimiliki seorang manusia telah penuh dengan
niat jahat, dapat dipastikan bahwa tingkah laku orang tersebut tidak akan jauh
dari tindakan yang merugikan orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
Muhammad saw:
“Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat
daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek
maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhori)
Perubahan sifat yang ada dalam hati
ini terjadi dengan sangat cepat. Semua itu terjadi semata karena kekuasaan yang
dimilii Allah SWT. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan
kehendak-Nya. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut:
“Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR.
Ahmad)
“Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang
yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)
“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua
jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR.
Muslim)
“Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah
hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)
Meskipun demikian, kita harus terus
berupaya untuk menjaga hati kita agar tidak terkena penyakit hati, yang
menyebabkab kita tersesat dari jalan yang diridhoi Allah SWT. Begitu banyak
penyakit yang dapat hinggap dalam hati kita, baik kita sadari maupun tidak.
Penyakit-penyakit hati tersebut
dapat diketahui dengan melihat perilaku yang ditampilkan oleh seseorang dalam
kesehariannya. Perilaku yang mencerminkan rusak dan sakitnya hati
seseorang diantaranya adalah:
1. Melakukan
kedurhakaan dan dosa
Di antara manusia ada yang melakukan
kedurhakaan terus-menerus dalam satu jenis perbuatan. Ada pula yang melakukan
dalam beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan, padahal
Rosululloh bersabda:
“Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan
kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhori)
2. Merasakan
kekerasan dan kekakuan hati
Keras dan kakunya hati seseorang
membuat orang itu tidak memiliki sensitifitas terhadap masalah-masalah yang
menimpa saudaranya sesame muslim. Hal ini karena ia tidak akan mampu
dipengaruhi oleh apapun juga, dan hanya akan bertumpu pada keinginan pribadinya.
3. Tidak tekun
beribadah
Ketekunan dalam beribadah merupakan
sesuatu hal yang wajib kita laksanakan. Dalam beribadah kita harus benar-benar
memperhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan/bacaan serta doa.
Sedangkan orang yang hatinya mulai diliputi oleh “penyakit” tidak akan mampu
tekun dan memperhatikan apa yang dilakukannya dalam beribadah.
4. Malas dalam
ketaatan dan ibadah
Kalaupun ia beribadah, maka ibadah
tersebut hanyalah sekedar rutinitas belaka, dan “kosong”. Masuk dalam kategori ini
ialah perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari
perbuatan tersebut atau meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk melakukannya.
Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu, atau menunda-nunda haji
padahal sudah ada kemampuan untuk melaksanakan.
5. Perasaan
gelisah dan resah karena masalah yang dihadapi
6. Tidak tersentuh
kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an
7. Lalai dalam
dzikir dan doa
8. Lalai dalam
amar ma’ruf nahi munkar
Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak
menyuruh kepada yang ma’ruf, tidak pula mencegah dari yang mungkar. Pada
puncaknya, dia tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar.
Segala urusan dianggap sama
9. Gila kehormatan
dan popularitas
Termasuk di dalamnya, gila terhadap
kedudukan ingin tampil sebagai pemimpin yang menonjol dan tidak dibarengi
dengan kemampuan yang semestinya.
“Sesunguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan
kepemiminan dan hal ini akan menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR.
Bukhori)
10. Bakhil dan
kikir atas hartanya
Allah SWT memuji orang-orang Anshor
dengan firman-Nya:
“…
dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri,
sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. al-Hasyr [59]: 9)
Rosulullah
saw bahkan bersabda :
“Tidaklah
berkumpul pada hati seorang hamba selama-lamanya sifat kikir dan keimanan.”
(HR.
Nasai)
11. Mengakui
apa-apa yang tidak dilakukannya
Padahal penyakit ini yang menjadikan
binasanya umat terdahulu. Alloh berfirman:
“Wahai
orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan.” (QS. ash-Shof : 2–3)
12.
Bersenang-senang diatas penderitaan umat muslim
13. Hanya pandai
menilai kadar dosa yang dilakukan dan tidak melihat pada siapa dosa itu
dilakukannya
14. Tidak peduli
pada penderitaan sesama muslim
15. Mudah
memutuskan tali silaturahmi/persaudaraan
16. Senang
berbantah-bantahan yang menyebabkan
hatinya keras dan kaku
17. Sibuk dalam
urusan dunia semata
18. Suka
berlebih-lebihan
Penyembuhan
Perilaku tersebut diatas dapat
dijadikan indikator awal akan adanya penyakit pada hati seseorang. Meskipun
demikian, kita dapat menyembuhkan hati yang sakit tersebut dengan beberapa
cara. Hal ini untuk mempertahankan keimanan yang ada dalam hati kita.
Rosulullah saw menggambarkan dalam
salah satu sabda Beliau bahwa keimanan
seorang hamba diibaratkan sebagai pakaian yang dibutuhkan untuk diperbaharui
setiap saat. Beliau saw juga menggambarkan keimanan ibarat menatap bulan,
terkadang bercahaya terkadang gelap, manakala bulan tersebut tertutup oleh awan
maka hilanglah sinar dari rembulan tersebut, ketika gumpalan-gumpalan awan
menghilang maka nampak kembali cahaya bulan tersebut.
Juga sebagaimana sabda Nabi Muhammad
saw :
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah
dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika
tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.”
(HR. Bukhari)
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan
seorang muslim sebagai upaya penyembuhan penyakit hati yang dideritanya:
1. Membaca dan
menyimak Al Qur’an
Allah SWT telah memastikan bahwa
al-Qur’an adalah penawar dari penyakit, penerang dan cahaya bagi hamba Allah
yang dikehendaki-Nya. Firman Allah SWT :
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….” (QS. al-Isra’ : 82)
2. Merasakan
keagungan Allah SWT
Banyak dalil dari al-Qur’an dan
as-Sunnah yang mengungkap tentang keagungan Alloh. Jika seorang muslim
memperhatikan nash-nash tersebut, niscaya akan bergetar hatinya dan jiwanya
akan tunduk kepada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui sebagaimana
firman Allah :
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah
atau yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. al-An’am: 59)
3. Mencari dan
mempelajari ilmu agama
Yaitu ilmu yang bisa menghasilkan
rasa takut kepada Allah SWT dan menambah nilai keimanannya. Tidak akan sama
keadaan orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui.
4. Banyak
berdzikir
Dengan berdzikir kepada Allah SWT
keimanan bertambah, rohmat Allah datang, hati tenteram, para malaikat datang
mengelilingi mereka, dosa-dosa terampuni. Rosulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, andaikata
kamu tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam berdzikir, tentu para
malaikat akan menyalami kamu di atas tempat tidurmu dan tatkala dalam
perjalanan.” (HR. Muslim)
5. Memperbanyak
amal sholeh
Banyak hal yang dapat digunakan sebagai
lading amal sholeh bagi kita. Sedangkan bentuk dan cara memperbanyak amal
sholeh diantaranya adalah:
• Sesegera mungkin melaksanakan amal
sholih
• Melaksanakan amal sholih secara
terus-menerus
• Tidak gampang bosan dan capai
dalam melaksanakannya
• Mengulang beberapa amal sholih
yang terlupakan
• Senantiasa berharap apa yang
dilakukannya diterima oleh Allah SWT
6. Rajin melakukan
ibadah
Di antara rahmat Allah SWT ialah
dengan diberikan-Nya beberapa macam peribadatan, sebagiannya berbentuk fisik seperti
sholat, sebagiannya berbentuk materi seperti zakat, sebagiannya berbentuk lisan
seperti dzikir dan do’a. Bahkan satu jenis ibadah bisa dibagi kepada wajib,
sunnah, dan anjuran. Yang wajib pun terkadang terbagi kepada beberapa bagian.
Berbagai jenis ibadah ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai penyembuh dari
penyakit hati atau lemahnya keimanan.
7. Takut meninggal
dalam keadaan su’ul khotimah
8. Banyak
mengingat mati
Rosulullah saw bersabda:
“Perbanyaklah mengingat penebas segala kelezatan, yakni
kematian.” (HR. Tirmidzi)
Di antara cara yang efektif untuk
mengingatkan seseorang terhadap kematian ialah dengan berziarah kubur,
mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, dan lain-lain.
9. Selalu ingat
akan tibanya hari akhir
10. Menelaah
firman-firman Allah SWt yang terkait dengan peristiwa alam
11. Bermunajat dan
pasrah kepada Allah SWT
12. Tidak terlalu
mengharap dunia
13. Banyak
melakukan ibadah hati
14. Berdo’a kepada
allah SWT agar dijaga keimanan kita
Semoga kita terhindar dari penyakit
hati yang dapat melemahkan dan bahkan menghilangkan keimanan kita kepada Allah
SWT. Dan semoga Allah SWT memberikan perlindungan kepada kita, baik di dunia
maupun di akhirat kelak. Amin………
Comments